Awal mula nama BIN CIGAR yaitu
berawal dari percakapan pak Kahar ketika beliau mengobrol di sebuah kafe
kemudian bertemu dengan seorang pemuda yang kebetulan sedang menghisap cerutu kemudian
pak Kahar yang notabene seorang pecinta dan penikmat cerutu mendatangi dan
mengajak pemuda tersebut mengobrol. Komunikasi tersebut berlanjut hingga pak
Kahar menanyakan kenapa pemuda tersebut menikmati cerutu padahal pemuda
tersebut bukanlah penikmat cerutu,
ternyata jawaban dari anak muda tersebut sangat simpel dia ingin
terkesan seperti seorang boss. Dari situlah dicetuskan nama Boss Image, beberapa lama kemudian
munculah ide tambahan nama Nusantara untuk menimbulkan rasa nasionalisme yang
mana cerutu sebagai salah satu ciri khas yang di produksi di Indonesia
khususnya di Jember dan sebagai pelengkap dengan impian cerutu ini bisa terkenal
di skala nasional di Indonesia tetapi tidak menutup kemungkinan untuk ke skala
internasional. Kemudian nama Cigar dengan arti cerutu sebagai produk yang akan
diproduksi. Dari situlah tercipta nama BIN (Boss
Image Nusantara) CIGAR.
Awal didirikannya perusahaan tapi belom bersifat komersil hanya setiap
paginya para pekerja membuat cerutu sesuai dengan permintaan pak Kahar dengan
komposisi dan rasa yang berbeda setiap harinya. Pak Kahar sendiri yang
mengoreksi dan mengomentar rasa setiap cerutu yang di buat, apabila dirasa
sudah pas maka pak Kahar akan mematenkan. Pembuatan sesuai selera pak Kahar
setiap harinya dilakukan terus menerus hingga pada tahun 2014 tepatnya pada
tanggal 23 Juli 2014 barulah launcing perusahaan dengan mematenkan 10 sampai 15
rasa cerutu yang berbeda, awalnya perusahaan berbentuk CV dibawah naungan dan
pengawasan menegement perusahaan TTN (Tarutama Nusantara). Ketika dirasa
berkembang dan penjualan yang terus meningkat mulai dilakukuan pengurusan
menjadi PT pada akhir 2017 dan dipatenkan menjadi PT BIN CIGAR pada awal tahun
2018 yang mana perusahaan ini berdiri sendiri atau menjadi independen
(melepaskan diri dari TTN) tetapi tetap dengan pemilik yang sama hanya saja
manajemennya yang berbeda dan sampai sekarang produk ceruru yang dipatenkan
sekitar 29 sampai 30 produk cerutu berserta komposisinya. Berikut struktur
kepemilikan di PT. BIN CIGAR:
Tembakau
yang digunakan untuk pembuatan cerutu di BIN CIGAR ini merupakan tembakau
khusus dari varietas benih Havana (Havana
Seeds) yang ditanam di Jember. Benih ini hanya ada satu perusahaan yang
melakukan penanaman dan menggunakan sebagai bahan baku cerutu di Indonesia.
Benih ini berasal dari Kubah. Penanamannya penuh perjuangan, setelah 10 tahun
baru berhasil menghasilkan tembakau yang bagus dari benih Havana (Havana Seeds) yang mana dikembangkan dan
di research sendiri. Tidak hanya benih tersebut yang ditanam tetapi benih
tembakau lokal.
Tenaga
kerjanya sendiri kebanyakan dari warga sekitar sawah tembakau, ada juga yang di didik
turun-temurun dari keluarganya dan ada pula yang dari Sukowono, Panti, Balung,
Gebang, dsb. Ada pembagian bidang sendiri untuk pekerja dilapangan ini,
seperti: pekerja pembukaan lahan,
pemetaan, penanaman,dll. Kebanyakan pekerjanya dibagian produksi adalah
perempuan karena lebih teliti dan bekerja dengan perasaan. Sedangkan karyawan di PT BIN CIGAR sendiri dilakukan
open recruitment sesuai bidang yang dibutuhkan. Sawah dari BIN CIGAR ini ada di
daerah Mumbul, Curah Nongko, Ajung dan beberapa daerah sekitar Jember lainnya.
Untuk
pembuatan cerutunya tidak bisa langsung diproses packaging karena banyak proses
yang harus dilalui. Hal tersebut dikarenakan lapisan luar cerutu yang digunakan
masih dalam keadaan basah. Setelah 3 bulan baru bisa dilakukan proses
packaging. Dari awal proses pembuatannya dibutuhkan 320 sentuhan mulai dari
penanaman hingga pengemasan. Sedangkan, tembakau yang baru dipanen tidak bisa
langsung diproses harus menunggu sekitar setahun baru bisa diproses menjadi
cerutu. Berikut beberapa proses yang
harus dilalui, antara lain :
1.
Seeding
2.
Plantation
3.
Harvesting
4.
Curing
5.
Sorting
6.
Marking cigar
7.
Packing
8.
Selling
Sedangkan tahap produksi cerutunya sendiri :
- Sortasi yaitu pemilahan daun sesuai warna. Ada 3 warna dari tembakau tersebut yaitu, TNG ( warna paling gelap dengan rasa paling berat), KOS ( warna medium dengan rasa sedang), KAK ( warna paling terang dan rasa paling ringan).
- Stripping adalah proses pemisahan daun dari tulang daun.
- Filling adalah proses pembuatan isi cerutu.
- Binding adalah proses pelapisan isi cerutu dengan daun tembakau yang masih utuh kemudian dilem. Ada yang menggunakan proses manual dengan tangan untuk cerutu berukuran besar dan medium. Sedangkan ukuran yang kecil menggunakan alat (rolling). Ada 2 jenis cerutu yang dibentuk yaitu, Rudal dan Torpedo.
- Pressing adalah proses penekanan dengan tujuan memadatkan cerutu menggunakan alat khusus yang dilakukan 2 x 12 jam (setiap 12 jam cerutu harus dibalik).
- Wrapping adalah proses pelapisan ulang cerutu dengan daun tembakau yang basah.
- Driying adalah proses pengeringan yang dilakukan di dalam lemari khusus menggunakan lampu dengan suhu tertentu. Untuk proses pengeringan cerutu ukuran besar dibutuhkan waktu sekitar 3 hari. Untuk ukuran medium dibbutuhkan waktu sekitar 1-2 hari. Kemudian untuk yang kecil dibutuhkan waktu 1 hari.
- Storage adalah proses pendinginan pada suhu 0-12 derajat dalam waktu 3 minggu yang mana setelah didinginkan cerutu kemudian dipanaskan lagi dan didinginkan lagi kemudian dikeringkan lagi.
- Sorting adalah proses penyortiran cerutu yang layak atau tidak untuk dikemas. Apabila tidak layak maka cerutu reproduksi.
- Packaging adalah proses pengemasan cerutu.
Ada 4 jenis cerutu yang diproduksi, yaitu:
- Exclusive Cigar biasanya digunakan untuk sovenir pejabat dan lain-lain.
- Premium Cigar terkadang juga digunakan untuk sovenir.
- Medium Cigar. Jenis ini dibuat karena tidak semua orang berminat untuk mencoba cerutu. Harga dari medium ini juga tidak terlalu mahal.
- Low Cigar biasanya digunkan oleh pemula dan harganya sangat murah untuk ukuran cerutu.